Salah seorang pengurus Club Aangsky Paraglading Jogjakarta, Agus Ramli mengatakan mengatakan pihaknya sudah mulai menjajal Bukit Sriten untuk kegiatan paralayang sejak tiga bulan lalu. Ketinggian bukit yang hampir 900 meter di atas permukaan laut (mpdpl) cukup potensial dikembangkan menjadi salah satu lokasi paralayang di wilayah Yogyakarta selain bukit Parangtritis.
“Lokasinya potensial untuk dikembangkan paralayang. Kalau Yogya punya bukit Parangtritis, Gunungkidul ada Sriten. Ketinggiannya hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan Parangtritis,” katanya saat mengunjungi Embung Batara Sriten beberapa waktu yang lalu.
Bukit Sriten yang ada di Desa Pilangrejo ini menurut Agus memiliki kelebihan dibandingkan dengan Parang tritis. Di tempat ini, paralayang bisa diterbangkan saat musim panas bersamaan dengan angin timur dan selatan.Sementara di Bukit Parangtritis, kegiatan paralayang hanya bisa dilakukan saat musim penghujan dimana sedang musim angin barat.
Selain itu, di kawasan Bukit Sriten ini juga banyak spot udara panas atau thermal. Udara ini paling banyak dicari oleh atlit karena bisa menaikan parasut. “ Kalau di sini ( Sriten) kita bisa terbaik naik ketinggian 1500 meter,” ucapnya.
Untuk mempopulerkan olahraga paralayang ini, kata Agus, rencananya, pada bulan Juni mendatang akan diselenggarakan kejuaraan paralayang. Kegiatan tersebut rencananya akan diikuti oleh atlit paralayang dari seluruh Indonesia.
“Juni kita mau buat kejuaraan,” ucapnya.
Agus menambahkan, di Bukit Sriten ini ada dua lokasi lepas landas. Lokasi pertama berada di sekitar lokasi embung dan lokasi kedua berada di puncak bukit. Lokasi lepas landas yang berada di ‘samping embung digunakan untuk pemula dan yang berada di puncak digunakan untuk atlit yang sudah profsional.
ConversionConversion EmoticonEmoticon